Analisis Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat
Terhadap Penurunan Bilangan Asam Pada Biosolar
Agnes Astri Marsanti1, Aqila Najwa Almumtaza2, Muhammad Rafwal3, Oksil Venriza4*
Program Studi Logistik Migas Politeknik Energi
dan Mineral Akamigas 58315
agnesastri56@gmail.com, *oksil.venriza@esdm.go.id
|
Abstract |
|
As a developing
country, Indonesia has a demographic bonus with a population of more than 250
million people. However, this condition is a challenge in itself considering
the level of dependence of the Indonesian population on the use of private
motorized vehicles is very high. This indirectly affects the lack of active
mobility of the community. Lack of body movement causes an increase in cases
of obesity. This research tries to answer what residents need to be able to
increase the desire to walk within an affordable distance to walk and tries
to make an evaluation tool for road conditions for the community's desire to
walk. The method used in this study is
a
preparation of a questionnaire and then developing
an evaluation tool based on the references and the answers
of
the questionnaire. After the evaluation tool was completed, an evaluation was
carried out on each road segment at the research location. The evaluation
results are then displayed on a map to show the level of walkability within
the campus and the surrounding area spatially.
The result is that the level of walkability within the campus tends to be
better when compared to the surrounding area. Keywords : pedestrian, campus area,
walkability, active living, walking. |
|
Abstrak |
|
Penelitian ini
bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap
penurunan bilangan asam pada biosolar. Dalam eksperimen ini, variasi
konsentrasi asam sitrat diterapkan pada biosolar, dan kemudian dilakukan
pengukuran terhadap bilangan asamnya. Metode eksperimental yang digunakan
memperhitungkan faktor-faktor yang mungkin memengaruhi hasil, seperti suhu
dan waktu reaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara
konsentrasi asam sitrat dan penurunan bilangan asam pada biosolar. Dengan
kata lain, konsentrasi asam sitrat yang tepat mampu menurunkan bilangan asam
dalam biosolar. Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pengembangan
teknologi pengolahan bahan bakar, terutama dalam meningkatkan kualitas
biosolar sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Dengan memahami
faktor-faktor yang memengaruhi penurunan bilangan asam, dapat dirancang
strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi proses pengolahan
biosolar di masa depan. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan kontribusi
berharga dalam konteks peningkatan kualitas dan kinerja biosolar sebagai
bahan bakar alternatif, selain itu penurunan bilangan asam juga dapat
meningkatkan efisiensi mesin pada kendaraan, pembakaran yang lebih bersih dan
pengurangan keausan pada komponen mesin. Kata kunci: biosolar,
penurunan, TAN, konsentrasi, kualitas, analisis |
Pendahuluan
Biosolar merupakan campuran solar
dengan minyak nabati yang didapatkan dari minyak kelapa sawit atau crude
palm oil (CPO) (Hasby et al., 2021). Sebelum dicampurkan minyak kelapa
sawit direaksikan dengan methanol dan ethanol dengan sebuah proses dari
transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester
yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas (Taufik et al., 2020). Setelah melewati proses ini, tidak
seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip
dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak
kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel
petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang
yang rendah pelumas (Syahrillah, 2016).
Biosolar merupakan kandidat yang paling
baik untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi
utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat
menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual
dengan menggunakan infrastruktur zaman sekarang. Penelitian
ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap
penurunan bilangan asam pada biosolar.
Salah satu sifat yang harus dipunyai
dari bahan bakar (biosolar) adalah Angka Oktan (Octane Number) dari
bahan bakar tersebut (Istiazis, 2018). Angka Oktan adalah angka yang
menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin
sebelum bensin terbakar secara spontan (Majanasastra et al.,
2021). Di y[dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk
gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari
busi. Jadi, semakin
tinggi angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan (Priyanto et al., 2021). Bahan bakar harus mempunyai angka
oktan yang sesuai dengan yang di persyaratkan oleh kendaraan. Kendaraan dengan
perbandingan kompresi yang lebih tinggi memerlukan angka oktan yang lebih
tinggi untuk mengurangi terjadinya ketukan (knocking). Kenaikan nilai oktan
juga meninggikan angka panas jenis. Calorific value (H, juga disebut heat
value) menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan oleh suatu bahan per satuan
massa setelah terbakar sempurna (Hasan et al., 2022). Semakian tinggi calorific value suatu
bahan bakar maka energi yang dihasilkan pun akan semakin efisein, karena
menghasilkan panas yang lebih besar dengan massa yang sedikit (Andhany, 2016). Untuk menaikkan angka oktan dari
suatu bahan bakar biasa diperoleh dengan memberikan TEL (Tetra Ethyl Lead),
Methanol, Ethanol atau dengan memberikan Zat aditif.
Tabel 1. Spesifikasi Biosolar
|
No. |
Karakteristik |
Satuan |
Batasan
Min |
Batasan
Max |
Metode
Uji |
|
1 |
Angka Setana,
atau |
- |
51 |
- |
ASTM D613 |
|
Indeks Setana |
- |
48 |
- |
ASTM D4737 |
|
|
2 |
Berat Jenis (pada suhu 15o C) |
kg/m3 |
815 |
880 |
ASTM D4052 /
D1298 |
|
3 |
Viskositas (pada suhu 40o C) |
mm2/s |
2.0 |
5.0 |
ASTM D445 |
|
4 |
Kandungan Sulfur |
%
m/m |
- |
0,12 |
ASTM D4294 /
D5453 |
|
5 |
Distilasi 90% vol
penguapan |
oC |
- |
370 |
ASTM D86 |
|
6 |
Titik Nyala |
oC |
52 |
- |
ASTM D93 |
|
7 |
Titik Kabut |
oC |
|
18 |
ASTM D2500 |
|
8 |
Titik Tuang |
oC |
- |
18 |
ASTM D97 |
|
9 |
Residu Karbon |
%
m/m |
- |
0.1 |
ASTM D189 |
|
10 |
Kandungan Air |
mg/kg |
- |
425
dan dilaporkan |
ASTM D6304 |
|
11 |
Kandungan FAME |
%
v/v |
- |
30 |
ASTM D7806 / ASTM
D7371 |
|
12 |
Korosi Bilah
Tembaga |
merit |
- |
Kelas
1 |
ASRM D130 |
|
13 |
Kandungan Abu |
%
m/m |
- |
0.01 |
ASTM D482 |
|
14 |
Kandungan Sedimen |
%
m/m |
- |
0.01 |
ASTM D473 |
|
15 |
Bilangan Asam
Kuat |
mg
KOH/g |
- |
0 |
ASTM D664 |
|
16 |
Bilangan Asama
Total |
mg
KOH/g |
- |
0.6 |
ASTM D664 |
|
17 |
Penampilan Visual |
- |
Jernih
dan Terang |
|
- |
|
18 |
Warna |
No.
ASTM |
- |
3.0 |
ASTM D1500 |
|
19 |
Kestabilan
Oksidasi |
menit |
45 |
|
ASTM D7545 |
|
jam |
35 |
|
EN15751 |
Biosolar, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang
semakin diminati, merupakan campuran antara bahan bakar diesel dengan
bahan-bahan organik tertentu, seperti minyak nabati atau minyak jarak (Andhany, 2016).
Meskipun memiliki potensi yang besar sebagai alternatif energi yang ramah
lingkungan, biosolar masih menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah
peningkatan kestabilan dan kualitasnya (Prasetiyo et al., 2023).
Dalam konteks ini, penurunan bilangan asam pada biosolar menjadi perhatian
utama, karena bilangan asam yang tinggi dapat mengakibatkan korosi pada mesin
pembakaran internal (Kumar, 2017).
Asam sitrat, yang merupakan asam organik yang umum ditemukan
dalam buah-buahan seperti jeruk dan lemon, telah terbukti memiliki sifat
penghambatan terhadap pembentukan asam pada biosolar. Penelitia sebelumnya
telah menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat ke dalam biosolar dapat
mengurangi tingkat keasaman yang terkandung di dalamnya (Nada Mudia, 2019).
Namun, pengaruh konkret dari konsentrasi asam sitrat terhadap penurunan
bilangan asam pada biosolar belum sepenuhnya dipahami.
Analisis mendalam mengenai hubungan antara konsentrasi asam
sitrat dan penurunan bilangan asam pada biosolar menjadi penting dalam upaya
meningkatkan kualitas dan keandalan biosolar sebagai sumber energi alternatif.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang interaksi ini, dapat dikembangkan
metode yang efektif untuk mengoptimalkan konsentrasi asam sitrat dalam biosolar
guna mengurangi bilangan asamnya secara signifikan. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan teknologi biosolar
yang lebih ramah lingkungan dan efisien secara ekonomi.
Ada pun penelitian yang serupa dilakukan oleh (Manurung, 2023), dalam penelitiannya yang berjudul “PENGARUH SUHU DEGUMMING ASAM
SITRAT TERHADAP KARAKTERISTIK MINYAK DARI CPO (CRUDE PALM OIL)". Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2021 - Januari 2022 di Laboratorium Analisa dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Jambi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa suhu degumming berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar
kotoran. Perlakuan terbaik adalah suhu 80oC dengan nilai rendemen 97,032%,
kadar kotoran 0,004%, kadar air 0,246%, asam lemak bebasn (ALB) 3,185%,
bilangan peroksida 3,672 O2/100g, warna L* 41 a* 44,75 b* 51.
Metode Penelitian
Dalam proses penelitian ini, tahap
pembuatan sampel menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan analisis pengaruh
konsentrasi asam sitrat terhadap penurunan bilangan asam pada biosolar. Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu serangkaian alat TAN,
neraca analitik, spatula, beaker glass, labu ukur, KOH, 2 propanol, toluene,
aquades, KHP, etanol, campuran biodiesel murni dengan asam sitrat yang dengan konsentrasi yang digunakan 0,2
gr, 0,1 gr dan 0,05 gr, untuk pembuatan larutan (titran) dilakukan dengan cara
menimbang KOH sebanyak 5,611 gram dan
menambahkan IPA hingga volume larutan menjadi 1000 ml, untuk pelarutnya dengan
cara 500 ml toluene ditambahkan 495 ml IPA dan 5 ml aquades untuk larutan
standard KHP dikeringkan pada suhu 120 C selama 2 jam dan kemudian didinginkan
ke dalam desikator selama 1 jam. Setelah itu pembuatan cairan titer dengan cara
melarutkan 0,1 gram KHP dengan 100 ml Aquades kemudian dititrasi dengan
menggunakan KOH 0,1 mol/L, setelah itu pembuatan titrasi blanko menggunakan
pelarut 125 ml atau 60 ml dan KOH 0,1 mol/L dalam IPA sebagai titran
Selanjutnya adalah menghaluskan asam sitrat dengan alu untuk memastikan
konsistensi yang seragam. Selanjutnya, asam sitrat ditimbang sesuai dengan
konsentrasi yang telah ditentukan sebelumnya, dan kemudian dicampurkan dengan
biodiesel hingga mencapai berat yang diinginkan, yaitu 100 gram. Proses
pencampuran tersebut kemudian diikuti dengan pengadukan intensif selama 30
menit menggunakan pengaduk magnetik pada kecepatan 1000 rpm. Melalui tahapan
ini, diharapkan sampel yang dihasilkan mampu mencerminkan variasi konsentrasi
asam sitrat yang diteliti secara akurat, sehingga memungkinkan analisis yang mendalam
terhadap pengaruhnya terhadap kualitas biosolar. Selanjutnya Langkah penentuan angka asam
yaitu 1.masukkan larutan KOH 0,1 mol/ke dalam botol 2. Pilih menu lalu pilih
manual control kemudian pilih prep 3.Siapkan pembuangan berupa beaker glass 100
ml untuk wadah pembuangan . Selanjutnya standarisasi titer KOH yaitu 1.pilih menu lalu pilih system kemudian pilih
solutions dan klik KOH 2.pilih method kemudian pilih STD KOH TAN 3.pilih menu
kemudian arahkan kursor ke sample size kemudian ketik nilai KHP yang telah
ditimbang dan start , selanjutnya untuk standarisasi blanko yaitu menggunakan
Langkah yang sama dengan standarisasi titer KOH namun method diganti blank tan
dan yang terakhir adalah Analisa sampel menggunakan Langkah yang sama dengan
standarisasi titer KOH namun method diganti TAN.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 2. Data Hasil
Percobaan
|
Konsentrasi |
Percobaan 1 |
Percobaan 2 |
Percobaan 3 |
|
Bisolar Murni |
0,12 |
0,12 |
0,12 |
|
0,05 gr |
0,10 |
0,10 |
0,10 |
|
0,1 gr |
0,12 |
0,12 |
0,12 |
|
0,2 gr |
0,13 |
0,13 |
0,13 |
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap tiga
variasi konsentrasi asam sitrat yang berbeda pada biosolar, diperoleh data
mengenai bilangan asam biosolar yang berkisar antara 0,10 hingga 0,13. Dalam percobaan pertama dengan
konsentrasi 0,1 gram, bilangan asam biosolar mencapai nilai 0,12. Sementara
itu, pada percobaan kedua dengan konsentrasi 0,05 gram, bilangan asam biosolar
menunjukkan sedikit penurunan menjadi 0,10. Hasil serupa juga terlihat pada
percobaan ketiga, di mana konsentrasi asam sitrat sebesar 0,2 gram menghasilkan
bilangan asam biosolar yang sama dengan percobaan pertama, yaitu 0,13. Meskipun
terdapat variasi dalam konsentrasi asam sitrat, tampaknya tidak ada pola yang
konsisten dalam pengaruhnya terhadap penurunan bilangan asam pada biosolar.
Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor lain yang mungkin
memengaruhi hasil pengujian, seperti interaksi antara asam sitrat dan komponen
lain dalam biosolar, serta kondisi pengadukan yang digunakan.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari percobaan
ini, terlihat bahwa penambahan asam sitrat dengan konsentrasi 0,05 gram mampu
menurunkan bilangan asam biosolar dari 0,12 menjadi 0,10. Pada percobaan lain
dengan konsentrasi yang lebih tinggi (0,1 gram dan 0,2 gram), tidak terjadi
perubahan yang signifikan dalam bilangan asam biosolar, yang tetap bertahan
pada nilai 0,12 dan 0,13. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat
sebesar 0,05 gram memiliki pengaruh yang efektif dalam mengurangi tingkat
keasaman biosolar.
Waktu pengadukan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah selama 30 menit dengan kecepatan 1000 rpm. Meskipun waktu pengadukan
tersebut konsisten untuk semua percobaan, namun hanya pada konsentrasi asam
sitrat sebesar 0,05 gram yang menghasilkan penurunan yang nyata dalam bilangan
asam biosolar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asam sitrat
sebesar 0,05 gram mampu efektif menurunkan bilangan asam pada biosolar, dan
penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi tidak memberikan efek yang signifikan.
Grafik
1. Pengaruh penmabhan asam sitrat
Berdasarkan nilai standar deviasi sebesar 0,8622 atau
86,22%, diketahui bahwa persentase keakuratan cukup tinggi mendekati 100% dan
pengujian yang dilakukan belum bisa dikatakan akurat 100%. Hal tersebut dapat
terjadi karena alat yang digunakan saat praktikum belum terkalibrasi, sehingga
mengakibatkan pembacaannya kurang akurat. Hal ini juga bisa terjadi karena
human error saat menimbang bahan yang akan diuji.
Asam
sitrat memiliki peran krusial dalam menurunkan bilangan asam pada biosolar
melalui serangkaian mekanisme yang kompleks (Amelia
et al., 2023). Salah satu alasan utamanya
adalah sifatnya sebagai senyawa antioksidan yang mampu menghambat reaksi
oksidasi dalam biosolar. Dengan adanya asam sitrat, interaksi antara
senyawa-senyawa yang cenderung mengalami oksidasi dapat diredam, sehingga
pembentukan asam yang lebih tinggi dapat diminimalisir. Selain itu, asam sitrat
juga mampu membentuk senyawa kompleks dengan logam-logam yang terdapat dalam
biosolar, sehingga menghasilkan senyawa yang lebih stabil dan tidak rentan
terhadap reaksi oksidasi. Kemampuan asam sitrat untuk menembus dan merata di
seluruh volume biosolar juga menjadi faktor penting, memungkinkannya untuk
berinteraksi dengan senyawa-senyawa penyebab keasaman secara efektif. Selain
itu, asam sitrat juga dapat membentuk senyawa yang kurang larut dalam biosolar,
sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat terpisah dan mengendap, mengurangi
tingkat keasaman secara keseluruhan. Melalui kombinasi mekanisme ini, asam
sitrat membuktikan dirinya sebagai bahan tambahan yang efektif dalam
meningkatkan kualitas dan kestabilan biosolar sebagai sumber energi alternatif
yang ramah lingkungan.
Penurunan
bilangan asam pada biosolar dapat menghasilkan dampak yang substansial pada
performa dan kinerja keseluruhan kendaraan. Salah satu dampak yang paling
signifikan adalah peningkatan efisiensi mesin (Bayhaqi,
2023). Dengan bilangan asam yang
rendah, pembentukan endapan pada bagian-bagian kritis mesin seperti injektor
bahan bakar, katup, dan ruang bakar dapat diminimalkan. Ini mengurangi
kemungkinan terjadinya penyumbatan dan gangguan dalam aliran bahan bakar, yang
pada gilirannya meningkatkan kinerja pembakaran dan efisiensi konversi energi
menjadi tenaga gerak. Akibatnya, kendaraan cenderung memiliki akselerasi yang
lebih responsif, daya tarik yang lebih baik, dan konsumsi bahan bakar yang
lebih efisien (Muhammad,
2017).
Selain
itu, penurunan bilangan asam juga dapat menghasilkan pembakaran yang lebih
bersih dan efisien dalam mesin (Istiqomah,
2015). Dengan kualitas pembakaran yang
lebih baik, terjadi pengurangan dalam pembentukan partikel emisi yang berbahaya
dan gas buang yang merugikan lingkungan, seperti partikel diesel dan nitrogen
oksida (NOx). Ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan dengan
mengurangi polusi udara, tetapi juga meningkatkan kesehatan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan serta masyarakat umum.
Selanjutnya,
penurunan bilangan asam dapat mengurangi keausan dan kerusakan pada
komponen-komponen mesin serta sistem bahan bakar. Dengan adanya asam sitrat
yang bertindak sebagai agen penghambat korosi dan pembentuk endapan,
komponen-komponen mesin cenderung lebih tahan lama dan memerlukan perawatan
yang lebih sedikit. Hal ini berpotensi untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan
perbaikan jangka panjang, serta memperpanjang umur pakai kendaraan secara
keseluruhan.
Secara
keseluruhan, penurunan bilangan asam pada biosolar tidak hanya meningkatkan
performa kendaraan secara langsung, tetapi juga memberikan manfaat tambahan
dalam hal pemeliharaan mesin dan perlindungan lingkungan (Amelia
et al., 2023). Dengan pemahaman yang lebih
baik tentang pengaruh asam sitrat dalam mengurangi bilangan asam pada biosolar,
dapat dikembangkan solusi-solusi yang lebih efektif dan ramah lingkungan dalam
upaya meningkatkan kualitas dan keandalan biosolar sebagai sumber energi
alternatif yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Amelia, J. R., Iryani, D. A., Indraningtyas, L., Sugiharto,
R., Ginting, S., & Hasanudin, U. (2023). Pengelolaan Spent Bleaching Earth. Aura Publisher.
Andhany, B. (2016). Kinerja
Bom Kalorimeter Pada Pengukuran Nilai Kalor Biosolar (Performance of Bom
Calorimeter to Measuring Calorific Value of Biosolar). undip.
Bayhaqi, M. (2023). Rancang
Bangun Sistem Aliran Bahan Bakar Pada Prototipe Mesin KMHE Untuk Meningkatkan
Efisiensi Bahan Baka. Politeknik Negeri Jember.
Hasan, F. F., Tarigan, B., & Anasril, A. (2022). PENGARUH
BANYAKNYA PENAMBAHAN MINYAK GORENG BEKAS KE MINYAK SOLAR TERHADAP NILAI PANAS
BAHAN BAKAR YANG DIHASILKAN. Buletin
Utama Teknik, 17(2),
129–132.
Hasby, H., Nurhafidhah, N., & Pamungkas, G. (2021).
Pemodelan Komputasi Komponen Cis Dan Trans Metil Oleta Dalam Biodiesel Yang
Disintesis Dari Minyak Kelapa Sawit. J.
Kim.(Journal Chem. 2021, 15 (2), 208–214. Https://Doi. Org/Https://Doi.
Org/10.24843/JCHEM. 2021. V15. I02. P12.
Istiazis, D. (2018). Formula
Bioaditif Berbasis Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon winterianus) dalam Bahan
Bakar Minyak untuk Meningkatkan Angka Oktan. Universitas Brawijaya.
Istiqomah, D. (2015). PENGARUH
KADAR KATALIS TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM MINYAK KEMIRI SUNAN (Reutealis
trisperma (Blanco) Airy Shaw) PADA REAKSI ESTERIFIKASI DALAM SINTESIS BIODIESEL.
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Kumar, N. (2017). Oxidative stability of biodiesel: Causes,
effects and prevention. Fuel, 190, 328–350.
https://doi.org/10.1016/j.fuel.2016.11.001
Majanasastra, R. B. S., Handoyo, Y., & Pribadi, Y.
(2021). Pengaruh Penambahan Additive “Octane Booster” Pada Bensin Type Premium
Terhadap Peningkatan Daya, Torsi dan AFR Motor Bensin 150 CC. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 9(1), 42–52.
Manurung, E. S. (2023). Pengaruh Suhu Degumming Asam Sitrat Terhadap Karakteristik Minyak Dari
CPO (Crude Palm Oil). UNIVERSITAS JAMBI.
Muhammad, A. K. (2017). PENGARUH PENURUNAN TEKANAN POMPA BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA SEPEDA
MOTOR 125 cc MENGGUNAKAN TEKANAN POMPA BAHAN BAKAR PNEUMATIK.
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Nada Mudia, F. R. (2019). PROSES DEGUMMING MINYAK BIJI BINTARO (Cerbera manghas L) DENGAN
MENGGUNAKAN VARIASI ASAM FOSFAT DAN SITRAT DALAM PROSES PEMBUATAN BIODIESEL.
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Prasetiyo, R. E., Coutsar, A. N., Aprilya, S., Tobing, M.,
& Endy, A. (2023). Potensi Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Pada Sistem
Daya Gerak Alpalhankam dalam Mendukung Strategi Pertahanan Indonesia. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 7(3), 923–938.
Priyanto, T., Budiyono, B., & Prasetyo, I. (2021). PERBANDINGAN
PENGGUNAAN DUA BUAH JENIS ZAT ADITIF TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR
4 LANGKAH. Surya Teknika,
18–27.
Syahrillah, G. R. F. (2016). Potensi Campuran Lumpur Batubara
Kalori Rendah dan Biodisel sebagai Bahan Bakar Alternatif untuk Eksternal
Combustion Engine. AL JAZARI: JURNAL
ILMIAH TEKNIK MESIN, 1(2).
Taufik, M., TP, S., & Si, M. (2020). Teknologi Pengolahan Minyak Sawit.
GUEPEDIA.