Kajian teorI keterkaitan
setting fisik dan identitas
Kota dalam konteks City Branding
Marinda Noor Fajrina Noviana Putri
Universitas Negeri Yogyakarta
marindanoorfajrina.np@uny.ac.id
|
Abstract |
|
City branding is very important for the growth
and marketing of cities. Urban planning, visual communication, and graphic
design are used to build a distinctive city identity that represents its
values and goals. This research examines how city
branding improves local economies and competitiveness around the world and
how physical and non-physical variables shape city identity over time. This
research examines city branding, city identity, and 'place fuzziness' using a
comprehensive literature review. The aim of this research is to find out how
the form of city identity, especially in tangible terms, supports city
identity so that branding of a city can be achieved from an architectural and
urban design perspective. The research results show that city branding can
attract investment and tourists and strengthen the character and
attractiveness of the city. A complex combination of physical and
non-physical components forms a city's identity, which underlies city
branding. This research also emphasizes the need to resolve 'place
fuzziness'—unclearness of a place's identity or function—to improve city
branding. This research suggests that city planners and marketers must work
together to ensure that physical development and social activities promote a
city's identity, eliminate ambiguity, and improve its image. Creating a
vibrant and sustainable city image requires integration and strategic
planning in city branding and identity management. Keywords: visual
communication, city branding, identity management |
|
Abstrak |
|
City branding
sangat penting untuk pertumbuhan dan pemasaran kota. Perencanaan kota,
komunikasi visual, dan desain grafis digunakan untuk membangun identitas kota
yang khas yang mewakili nilai dan tujuannya. Penelitian ini mengkaji bagaimana
city branding meningkatkan ekonomi lokal dan daya saing di seluruh dunia
serta bagaimana variabel fisik dan non-fisik membentuk identitas kota dari
waktu ke waktu. Penelitian ini mengkaji city branding, identitas kota, dan
'ketidakjelasan tempat' dengan menggunakan tinjauan literatur yang
komprehensif. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dari
identitas kota kususnya secara tangible dalam mendukung identitas kota
sehingga dapat tercapainya branding sebuah kota dari perspektif arsitektur
dan urban desain. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa city branding dapat menarik investasi dan
wisatawan serta memperkuat karakter dan daya tarik kota. Kombinasi kompleks
dari komponen fisik dan non-fisik membentuk identitas kota, yang mendasari
city branding. Penelitian ini juga menekankan perlunya menyelesaikan
'ketidakjelasan tempat'-ketidakjelasan identitas atau fungsi suatu
tempat-untuk meningkatkan branding kota. Penelitian ini menunjukkan bahwa
perencana dan pemasar kota harus bekerja sama untuk memastikan bahwa
pembangunan fisik dan kegiatan sosial mempromosikan identitas kota,
menghilangkan ketidakjelasan, dan meningkatkan citranya. Menciptakan citra
kota yang hidup dan berkelanjutan membutuhkan integrasi dan perencanaan strategis
dalam branding kota dan manajemen identitas. Kata Kunci: komunikasi
visual, city branding, manajemen identitas |
Di tengah ketidakstabilan ekonomi dunia, terutama
selama era deflasi yang berlangsung dari tahun 2022 hingga 2023, kota-kota di
seluruh dunia dihadapkan pada tantangan yang semakin rumit dalam mempertahankan
dan meningkatkan ekonomi lokal mereka. Situasi ini membutuhkan penerapan
strategi yang inventif dan fleksibel yang tidak hanya mengatasi masalah yang
ada saat ini, namun juga meningkatkan landasan untuk pertumbuhan yang
berkelanjutan dalam jangka panjang. Agar dapat berkembang dalam ekonomi global
saat ini, kota-kota harus menggunakan sumber daya keuangan yang mereka
kumpulkan selama pandemi untuk mendorong investasi di bidang infrastruktur
lokal, teknologi inovatif, dan layanan masyarakat. Inisiatif-inisiatif ini akan meningkatkan
kualitas hidup warga dan juga menjadi magnet bagi bisnis eksternal dan
individu-individu berbakat.
Selain itu, pentingnya city
branding telah berkembang secara signifikan dalam menampilkan kota-kota ini
dalam lanskap global yang sangat kompetitif. City branding yang efektif tidak
hanya memfasilitasi daya tarik investasi dan talenta yang penting, tetapi juga
berfungsi sebagai alat strategis yang memperkuat karakter dan nilai unik kota,
sehingga meningkatkan daya tariknya bagi investor, pelancong, dan penduduk
baru. Namun demikian, beberapa kota lebih memilih untuk menggunakan metode
branding yang sama, sehingga mengurangi keunikan dan daya tarik masing-masing
kota metropolitan. Untuk memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan branding kota,
penting bagi setiap kota untuk membuat pendekatan khusus yang mempertimbangkan
karakteristik sejarah, budaya, dan ekonominya yang unik. Hal ini akan
memastikan bahwa strategi branding secara tepat mewakili keunikan kota dan
memanfaatkan peluang yang belum dieksplorasi. Indonesia merupakan sebuah negara
yang kaya akan kebudayaan, serta menurut Badan. Pusat Statistik terdiri dari 98
Kota. Akibat isu ketidakstabilan ekonomi dunia maka memaksa kota- kota di
Indonesia saling bersaing untuk meningkatkan pendapatannya. Salah satu strategi
yang dapat digunakan adalah branding sebuah kota. City branding
merupakan sebuah aspek penting dari pemasaran kota, terfokus pada konstruksi,
komunikasi, dan pengelolaan citra kota, apek ini melibatkan pengembangan merek
yang dipengaruhi oleh persepsi dan citra, dan diterapkan pada kota-kota dengan
modifikasi yang diperlukan
Pemahaman
terkait seluk-beluk pembangunan kota kontemporer, sangat penting untuk
memeriksa bagaimana pencitraan merek tempat tidak hanya membentuk pandangan
masyarakat, tetapi juga secara langsung berdampak pada struktur fisik dan
sosial kota. hubungan tentang bagaimana branding ini terlihat jelas dalam aspek
sosial dan fisik kota sangat penting ketika mempertimbangkan hubungan antara
identitas kota dan pengalaman penduduknya
Atribut identitas kota terbentuk dari dua kompenen,
yang sebenarnya kedua kompenen ini saling berkomunikasi, yaitu komponen tangible
dan intangible. Pada penelitian ini akan lebih membahas dari sisi
tangible sebuah identitas kota. Elemen-elemen ini secara kolektif membentuk
persepsi dan pengalaman yang berbeda yang terkait dengan sebuah kota
Ada pun penelitian yang serupa dilakukan oleh (Sayoko & Wikantiyoso, 2019), dalam penelitiannya yang berjudul “KAJIAN CITRA KOTA DALAM BRANDING
CITY BEAUTIFUL MALANG". Penelitian dilakukan dengan metode dan analisis
deskriptif kualitatif. Tujuan utama dalam City Branding adalah menciptakan
artikulasi kota di dunia global.
Kesimpulan pembahasan ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
pemerintah dan masyarakat Kota Malang.
Metode Penelitian
Metode penelitian systematic literature review atau
SLR. tinjauan literatur sistematis (Systematic Literature Review/SR) adalah
metode sintesis bukti ilmiah untuk menjawab pertanyaan penelitian yang spesifik
dengan cara yang transparan dan dapat direproduksi dengan tujuan untuk
menyertakan semua bukti yang telah dipublikasikan tentang suatu topik dan
mengevaluasi kualitas bukti tersebut
Pada penelitian ini Studi literatur akan dilakukan
secara bertahap dan dari umum ke khusus, pertama mendialogkan teori antara citu
branding dan juga city identity. Kemudian secara kusus mendialogkan
terkait elemen physical setting yang nantinya akan menjawap pertanyaan
dari petanyaan penelitian terkait gap yang ada. Tinjauan sistematis ini
mencakup penelitian penting, menghilangkan bias dan meningkatkan
ketergantungan. Penelitian ini memeiliki batas sampai dengan pembahasan
keterkaitan setting fisik pada identitas kota dalam konteks city branding.
City branding memiliki
banyak definisi dari berbagai macam keilmuan. Praktik city branding telah
berkembang menjadi bidang studi yang unik, yang mendorong penelitian di
beberapa bidang seperti pemasaran destinasi, pengembangan kota, komunikasi
visual, dan desain grafis
City branding
dalam konteks urban designmerupakan aspek penting dalam perkembangan kota atau city
development. Sejak tahun 1990-an, branding kota telah menjadi bagian krusial
dari kebijakan pembangunan urban, dengan fokus untuk membentuk citra dan
persepsi suatu tempat guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya
saing
Peran urban
design menjadi slaah satu elemen kunci dalam berhasilnya strategi city
branding. Pencitraan merek kota semakin penting dalam bidang desain perkotaan.
Kontes desain perkotaan berfungsi sebagai ajang eksplorasi dan presentasi
konsep-konsep baru yang berpotensi meningkatkan citra dan identitas kota. Para
desainer yang mengikuti kompetisi ini dapat memberikan dampak yang signifikan
dalam menciptakan ide-ide yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga
praktis dan sejalan dengan tujuan branding kota. Kontes desain kota
meningkatkan inisiatif branding kota dengan menghasilkan desain yang
meningkatkan daya tarik publik dan meningkatkan kualitas hidup warga setempat. City
branding mencakup metode pemasaran kota sebagai merek yang berbeda, dengan
identitas visual yang memainkan peran penting dalam membedakan sebuah kota dari
kota lainnya
b.
City
identity
Identitas sebuah
kota merupakan hasil dari perkembangan berkelanjutan yang melibatkan berbagai
elemen, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Seiring berjalannya waktu,
setiap kota mengembangkan karakteristik unik yang menonjolkan aspek
geografisnya, warisan sejarah, elemen desain kota, nilai-nilai humanis, dan
strategi pembangunan. Faktor-faktor ini tidak hanya membentuk cara pandang
penduduk lokal terhadap kota mereka, tetapi juga mempengaruhi bagaimana kota
tersebut dipresentasikan dan dipersepsikan oleh dunia luar. Melalui kombinasi
aspek-aspek ini, kota-kota mampu menciptakan identitas yang kaya dan berlapis,
yang mencerminkan keunikan dan evolusi mereka sepanjang sejarah.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang
disebutkan bahwa karakter sebuah kota dibentuk oleh penggabungan secara
bertahap antara elemen-elemen yang berwujud dan tidak berwujud, yang menyoroti
faktor geografis, sejarah, budaya, humanistik, dan strategi
Pada tatanan sebuah kota elemen yang terdapat pada city
identity memliki beberapa elemen penting dalam proses terbentuknya. Elemeen
terkait bangunan yang dianggap ikonik memainkan peran penting dalam pembentukan
identitas kota dan memiliki potensi untuk beroperasi sebagai objek identitas
yang aspiratif, sehingga mempengaruhi klaim yang dibuat tentang identitas kota
dan mencerminkan ambisi masa lalu, sekarang, dan masa depan
Elemen landmark memiliki peran penting dalam membentuk
identitas suatu tempat, meningkatkan keunikan daerah perkotaan, dan
mempromosikan rasa memiliki yang kuat di antara orang-orang
Selain itu elemen terkait signange merupakan sistem
penandaan yang efektif dan menarik secara visual dapat mengubah cara orang
berinteraksi dan menavigasi ruang kota. Dengan desain yang kreatif dan
strategis, tanda-tanda ini tidak hanya memudahkan orientasi dan pergerakan di
kota, tetapi juga menambah keindahan visual dan karakter kota. Ini memungkinkan
penduduk dan pengunjung untuk mengalami dan mengapresiasi kota dengan cara yang
lebih intuitif dan terhubung, memperkuat identitas dan semangat
komunal kota tersebut. Selain berfungsi sebagai instrumen informatif, sistem
papan nama juga berperan dalam membentuk suasana kota dengan menawarkan
pengalaman yang menyenangkan secara estetika dan memfasilitasi navigasi yang
disengaja dalam lanskap perkotaan
c.
Physical
setting
Berdasakan pada hasil dialog teori antara city branding dan
city identity didapatkan sebuah hasil dimana faktor setting fisik dan
aktivitas berkontribusi dalam terciptanya identitas kota dalam konteks brnding
sebuah kota. physical setting atau setting fisik sebuah kota terbentuk
maupun diciptakan berdasakan dari aktifitas fisik dan non- fisik pelaku
Ada hubungan yang menarik antara ide ini dan hipotesis
“ketidakjelasan tempat”, yang menggambarkan situasi di mana identifikasi sebuah
lokasi terlihat ambigu atau kabur. Dalam konteks diskusi ini, istilah
“ketidakjelasan tempat” dapat digunakan untuk menggambarkan situasi di mana
identitas yang dibentuk melalui city branding tidak sepenuhnya konsisten atau
ketika kegiatan yang membentuk latar fisik kota tidak sesuai dengan pandangan
atau ekspektasi masyarakat umum. Oleh karena itu, sangat penting untuk
melakukan pengelolaan yang cermat terhadap fitur fisik dan aktivitas yang ada
di sebuah kota untuk mencegah fenomena yang dikenal sebagai “ketidakjelasan
tempat” dan untuk menjamin bahwa branding dan identitas kota dapat secara
akurat menggambarkan keunikan dan nilai asli kota tersebut. Dialog teori yang
didabatkan dari 3 teori dasar tertera pada gambar 1 dimana tercapainta city
brandung dipengaruhi oleh identitas dan setting fisik sebuah kota.
Gambar 1. Dialog teori city
branding, city identity dan physical setting
Sumber:
analisis penulis
Dalam hal pengembangan dan pemasaran sebuah kota, city branding
merupakan pendekatan penting yang mencakup lebih dari sekadar meningkatkan daya
tarik visual kota atau mendorong pariwisata. Perencanaan kota, desain grafis,
dan komunikasi visual merupakan komponen dari upaya menyeluruh, yang mencakup
semua bidang pengembangan kota. Sebuah kota tidak hanya dapat meningkatkan
visibilitas dan daya tariknya dengan menggunakan strategi branding kota yang
sukses, tetapi juga dapat mengembangkan identitas yang kuat dan kohesif yang
mencerminkan nilai-nilai dan tujuan khasnya. Ini adalah situasi yang saling
menguntungkan bagi kota tersebut. Kota ini dapat bersaing di panggung
internasional, menarik investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
keberlanjutan sebagai hasil dari informasi ini.
Fakta bahwa ada hubungan antara city branding dan identitas kota serta
konsep “ketidakjelasan tempat” menunjukkan betapa pentingnya pengembangan kota
yang konsisten dan jelas. Ada fenomena yang dikenal sebagai “ketidakjelasan
tempat”, yang muncul ketika ada ketidakpastian atau kebingungan mengenai
identitas atau tujuan suatu lokasi. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya
keefektifan taktik branding. Oleh karena itu, penting bagi perencana kota dan
pemasar untuk berkolaborasi dalam rangka menjamin bahwa pembangunan fisik dan
kegiatan sosial kota dengan benar melengkapi dan memperkuat identitas yang
dijual. Hal ini akan mengurangi kemungkinan ambiguitas, yang dapat menyebabkan
kebingungan di antara penduduk dan wisatawan.
Ali, A. A., & Nadjamuddin, L. (2017). The integrated approach for
identity establishment of donggala city in Indonesia. A/Z ITU Journal of the Faculty of Architecture, 14(3), 83–97.
https://doi.org/10.5505/itujfa.2017.88598
Candido,
F. (2018). Environmental Graphics as
Atmospheres Generators. https://doi.org/10.1007/978-3-319-57937-5_91
Castillo-Villar,
F. R. (2018). City branding and the theory of social representation. Bitacora Urbano Territorial, 28(1),
31–36. https://doi.org/10.15446/bitacora.v28n1.52939
Elshater, A., & Abusaada, H. (2022). From uniqueness to singularity
through city prestige. Proceedings of
the Institution of Civil Engineers: Urban Design and Planning, 175(2), 91–97.
https://doi.org/10.1680/jurdp.21.00046
García-Peñalvo,
F. J. (2022). Developing robust state-of-the-art reports: Systematic
Literature Reviews. In Education in
the Knowledge Society (Vol. 23, p. E28600). Ediciones Universidad de
Salamanca. https://doi.org/10.14201/eks.28600
Jones,
C., & Svejenova, S. (2017). The architecture of city identities: A
multimodal study of Barcelona and Boston. Research in the Sociology of Organizations, 54B, 203–234. https://doi.org/10.1108/S0733-558X2017000054B007
Kavaratzis,
M. (2004). From city marketing to
city branding: Towards a theoretical framework for developing city brands
(Vol. 1).
Lame, G.
(2019). Systematic literature reviews: An introduction. Proceedings of the International Conference
on Engineering Design, ICED, 2019-August,
1633–1642. https://doi.org/10.1017/dsi.2019.169
Lang, J.
(2019). Programmes and paradigms in urban design. Journal of Urban Design, 25,
1–3. https://doi.org/10.1080/13574809.2019.1706320
Messeidy,
R. (2019). Architecture and City Branding: Role of Iconic buildings. Engineering Research Journal, 163, 144–155.
https://doi.org/10.21608/erj.2019.122520
Mohamad,
B., Adetunji, R. R., Alarifi, G., Ismail, A. R., & Akanmu, M. D. (2022). A
Visual Identity-Based Approach of Southeast Asian City Branding: A Netnography
Analysis. Journal of ASEAN Studies,
10(1), 24–42.
https://doi.org/10.21512/jas.v10i1.7330
Nastasi,
M., & Ponzini, D. (2018). Toward
a photographic urbanism? (pp. 217–231).
https://doi.org/10.4324/9781315163956-17
Piehler,
R., Schade, M., Roessler, A., & Burmann, C. (2022). Internal City Branding: An Abstract.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-89883-0_48
Sadeque,
S., Roy, S. K., Swapan, M. S. H., Chen, C. H., & Ashikuzzaman, M. (2020).
An integrated model of city and neighborhood identities: A tale of two cities.
Journal of Business Research, 117, 780–790.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.06.040
Vanolo,
A. (2017). City Branding: The Ghostly Politics of Representation in
Globalising Cities. In City Branding:
The Ghostly Politics of Representation in Globalising Cities.
https://doi.org/10.4324/9781315660660
Wahyurini,
O., & Wardani, K. (2014). Brand identities for cities: Enhancing graphic
designer expertise in city branding practice. International Journal of Design Management and Professional Practice,
7(1), 13–31.
https://doi.org/10.18848/2325-162X/CGP/v07i01/38597
Zhang,
F., Sun, X., Liu, C., & Qiu, B. (2024). Effects of Urban Landmark
Landscapes on Residents’ Place Identity: The Moderating Role of Residence
Duration. Sustainability
(Switzerland), 16(2).
https://doi.org/10.3390/su16020761
Zhang,
Y., & Ache, P. M. (2021). Tangible and intangible boundaries: The case of
baoshan port‐city interface in shanghai. Urban Planning, 6(3),
152–165. https://doi.org/10.17645/up.v6i3.4103