Jurnal Teknik Indonesia
Volume x Nomor x Januari xxxx
https://jti.publicascientificsolution.com/index.php/rp
138
ANALISIS KEKUATAN BETON MUTU TINGGI DENGAN PENAMBAHAN
SERAT BAMBU SEBAGAI MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN
Amelia
Universitas catur insan cendekia cirebon
melameliaaa99@gmail.com
Abstract
High-quality concrete is often used in various constructions due to its durability, but
the environmental impact of its production encourages the search for environmentally
friendly alternatives. Adding bamboo fiber to concrete is one of the solutions to reduce
the carbon footprint by utilizing bamboo as a renewable and environmentally friendly
material. This study aims to analyze the effect of adding bamboo fiber on compressive
strength, tensile strength, and crack resistance in high-quality concrete and explore the
potential of bamboo as an environmentally friendly material in the construction
industry. This study uses a quantitative experimental design with variations in adding
bamboo fibers to high-quality concrete. Concrete samples are made with 0%, 0.5%,
1%, 1.5%, and 2% bamboo fiber percentages. Tests of compressive strength, tensile
strength, and resistance to cracking were carried out at the ages of 7, 14, and 28 days
of concrete. Data were analyzed using descriptive statistics and ANOVA to see
significant differences between samples. The results showed that concrete with adding
1% bamboo fiber gave the best results in compressive strength, tensile strength, and
resistance to cracking. The addition of more than 1% bamboo fiber tends to decrease
the performance of concrete. Bamboo fiber has also been proven to increase the
sustainability of concrete as an environmentally friendly construction material.
Keywords: High-quality concrete, bamboo fiber, compressive strength, tensile strength,
crack resistance, eco-friendly material.
Abstrak
Beton mutu tinggi sering digunakan dalam berbagai konstruksi karena ketahanannya,
namun dampak lingkungan dari produksinya mendorong pencarian alternatif ramah
lingkungan. Penambahan serat bambu dalam beton menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi jejak karbon, dengan memanfaatkan bambu sebagai bahan yang
terbarukan dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh penambahan serat bambu terhadap kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan
ketahanan terhadap retak pada beton mutu tinggi, serta mengeksplorasi potensi bambu
sebagai material ramah lingkungan dalam industri konstruksi. Penelitian ini
menggunakan desain eksperimen kuantitatif dengan variasi penambahan serat bambu
pada beton mutu tinggi. Sampel beton dibuat dengan persentase serat bambu 0%, 0.5%,
1%, 1.5%, dan 2%. Uji kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan ketahanan terhadap retak
dilakukan pada umur beton 7, 14, dan 28 hari. Data dianalisis menggunakan statistik
analisis kekuatan beton mutu tinggi dengan penambahan serat bambu sebagai material ramah
lingkungan
Amelia
139
deskriptif dan ANOVA untuk melihat perbedaan signifikan antar sampel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa beton dengan penambahan 1% serat bambu
memberikan hasil terbaik pada kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan ketahanan terhadap
retak. Penambahan serat bambu lebih dari 1% cenderung menurunkan kinerja beton.
Serat bambu juga terbukti meningkatkan keberlanjutan beton sebagai material
konstruksi ramah lingkungan.
Kata Kunci: Beton mutu tinggi, serat bambu, kekuatan tekan, kekuatan tarik,
ketahanan retak, material ramah lingkungan.
Corresponding Author; Amelia
E-mail: melameliaaa99@gmail.com
Pendahuluan
Beton mutu tinggi merupakan material konstruksi yang digunakan dalam
berbagai aplikasi bangunan karena ketahanannya terhadap beban dan lingkungan.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kesadaran akan isu
lingkungan, terdapat dorongan untuk mengurangi dampak ekologis dari material
konstruksi. Salah satu solusi yang dianggap potensial adalah penggunaan serat bambu
sebagai penambah dalam komposisi beton. Bambu dikenal sebagai material yang
memiliki banyak keunggulan, seperti pertumbuhannya yang cepat dan kemampuan
untuk menyerap karbon dioksida, yang menjadikannya alternatif ramah lingkungan
dalam industri konstruksi (Hasan et al., 2020; Sukmawan et al., 2019; Zhang & Chen,
2018).
Penelitian mengenai penggunaan serat bambu dalam beton masih terbilang
terbatas, meskipun beberapa studi menunjukkan potensi bambu sebagai material
penguat dalam campuran beton. Penambahan serat bambu diyakini dapat
meningkatkan kekuatan tarik dan fleksibilitas beton, serta mengurangi keretakan yang
terjadi pada beton konvensional (Clement et al., 2020; Moini et al., 2019; Wan et al., 2021).
Seiring dengan tingginya permintaan untuk material konstruksi yang lebih ramah
lingkungan, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut potensi serat bambu dalam
meningkatkan kekuatan beton mutu tinggi.
Urgensi penelitian ini terletak pada kebutuhan untuk mencari alternatif material
yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku yang tidak ramah
lingkungan, seperti semen dan plastik. Dengan meningkatnya penggunaan beton di
seluruh dunia, kontribusinya terhadap emisi karbon juga semakin besar. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai efek penambahan serat bambu terhadap
kekuatan beton, serta mengidentifikasi potensi bambu dalam menciptakan beton yang
lebih ramah lingkungan (Yahya & Zainal, 2022; Rachman et al., 2020; Fadilah et al., 2021).
Data dan teori pendukung yang ada menunjukkan bahwa bambu memiliki
kekuatan mekanik yang cukup baik untuk digunakan dalam komposit beton. Beberapa
studi telah mengamati bahwa bambu dapat berfungsi sebagai pengganti serat sintetis
Jurnal Teknik Indonesia
E-ISSN: 2963-2293 | P-ISSN: 2964-8092
DOI:
140
dalam komposit beton dengan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kekuatan
dan fleksibilitas (Kumar & Mishra, 2021; Zainudin et al., 2022; Pahwa et al., 2021). Pada
penelitian sebelumnya, bambu yang diolah dengan cara tertentu, seperti proses
pemanasan dan pengeringan, dapat meningkatkan sifat-sifat fisik dan mekanik serat
bambu sehingga dapat diintegrasikan dengan lebih baik dalam matriks beton.
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik ini antara lain dilakukan
oleh Ismail et al. (2020), yang menemukan bahwa penambahan serat bambu
meningkatkan ketahanan beton terhadap retak, sementara Kumar et al. (2021) mencatat
peningkatan kekuatan tarik beton yang dicampur dengan serat bambu. Walau
demikian, penelitian tersebut masih terbatas pada beton dengan kualitas standar, dan
kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh bambu terhadap beton
mutu tinggi. Ini menjadi celah penelitian yang perlu diperhatikan lebih lanjut.
Gap research pada bidang ini terletak pada ketidaktahuan akan pengaruh
langsung penambahan serat bambu terhadap sifat mekanik beton mutu tinggi.
Meskipun banyak penelitian yang menguji bambu dalam beton normal strength,
pengaruh serat bambu pada beton dengan kekuatan lebih tinggi seperti high-
performance concrete (HPC) belum banyak dibahas. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengisi celah tersebut dengan fokus pada analisis beton mutu tinggi
yang mengandung serat bambu sebagai bahan tambahan.
Novelty dari penelitian ini adalah penelitiannya yang berfokus pada penggunaan
serat bambu dalam beton mutu tinggi, serta eksplorasi potensi bambu sebagai material
ramah lingkungan yang dapat menggantikan serat sintetik yang lebih banyak
digunakan dalam komposit beton. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
signifikan dalam pencarian solusi yang lebih berkelanjutan di sektor konstruksi, sejalan
dengan tren global menuju material bangunan yang lebih ramah lingkungan (Yuliana et
al., 2021; Wang et al., 2022; Harsojo et al., 2023).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
penambahan serat bambu terhadap kekuatan beton mutu tinggi dan untuk
mengeksplorasi potensi serat bambu sebagai bahan alternatif dalam meningkatkan
keberlanjutan industri konstruksi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil uji kekuatan beton yang menggunakan
serat bambu, serta memberikan panduan bagi penerapan bambu dalam industri
konstruksi di masa depan (Susanto et al., 2022; Handayani et al., 2021; Rinaldi et al.,
2022).
Dengan demikian, penelitian ini berpotensi memberikan kontribusi dalam bidang
material konstruksi yang ramah lingkungan, serta memperkaya wawasan tentang
penggunaan bahan alami seperti bambu dalam pembuatan beton yang lebih kuat dan
berkelanjutan.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
analisis kekuatan beton mutu tinggi dengan penambahan serat bambu sebagai material ramah
lingkungan
Amelia
141
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif yang bertujuan
untuk menganalisis pengaruh penambahan serat bambu terhadap kekuatan beton mutu
tinggi. Jenis penelitian eksperimen ini dipilih untuk memperoleh data yang valid dan
terukur mengenai hubungan antara variabel bebas (penambahan serat bambu) dan
variabel terikat (kekuatan beton). Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengontrol
variabel lain yang dapat memengaruhi hasil, serta untuk melakukan uji hipotesis yang
tepat untuk menguji efektivitas penggunaan serat bambu dalam campuran beton.
B. Populasi dan Sampel (Population and Sampling)
Populasi dalam penelitian ini adalah beton mutu tinggi dengan berbagai
komposisi campuran, yang mencakup variasi pada penambahan serat bambu. Sampel
penelitian terdiri dari 5 variasi komposisi campuran beton, yaitu tanpa penambahan
serat bambu (sebagai kontrol), serta empat variasi campuran beton dengan persentase
penambahan serat bambu yang berbeda (misalnya, 0.5%, 1%, 1.5%, dan 2%). Proses
pemilihan sampel ini menggunakan metode purposive sampling, di mana sampel
dipilih berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu beton mutu
tinggi yang mengandung serat bambu.
C. Instrumen Penelitian (Research Instrument)
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Alat pengujian kekuatan tekan: Untuk mengukur kekuatan tekan beton yang
sudah dicampur dengan serat bambu pada umur tertentu (misalnya, 7, 14, dan
28 hari).
2. Alat pengujian kekuatan tarik: Untuk mengukur ketahanan tarik beton yang
mengandung serat bambu.
3. Serat bambu: Sebagai bahan tambahan dalam campuran beton, yang akan diuji
kekuatan dan keefektifannya dalam meningkatkan sifat mekanik beton.
4. Alat pengujian kelembapan: Untuk mengontrol kelembapan sampel beton
selama proses pengeringan dan pengerasan. Instrumen ini digunakan untuk
memastikan akurasi pengukuran dan kualitas data yang diperoleh dalam
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data (Data Collection Technique)
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengujian laboratorium, yang
terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Pembuatan sampel beton: Beton mutu tinggi dengan serat bambu disiapkan
sesuai dengan variasi campuran yang telah ditentukan. Setiap sampel beton
dibuat dalam bentuk kubus atau silinder sesuai standar yang berlaku untuk
pengujian kekuatan beton.
2. Pengujian kekuatan beton: Setelah sampel beton dibiarkan mengeras pada
kondisi yang terkendali, pengujian dilakukan pada umur beton yang telah
ditentukan (7, 14, dan 28 hari) dengan menggunakan alat uji kekuatan tekan dan
tarik.
3. Pengumpulan data: Data pengujian yang meliputi kekuatan tekan dan tarik pada
setiap sampel beton dicatat dan dianalisis lebih lanjut untuk melihat pengaruh
penambahan serat bambu.
Jurnal Teknik Indonesia
E-ISSN: 2963-2293 | P-ISSN: 2964-8092
DOI:
142
E. Prosedur Penelitian (Research Procedure)
Prosedur penelitian ini mencakup beberapa tahapan yang dilakukan secara
sistematis:
1. Persiapan material: Bahan utama beton mutu tinggi, seperti semen, pasir,
kerikil, dan air, disiapkan sesuai dengan standar beton mutu tinggi. Serat
bambu yang digunakan juga dipersiapkan dan dipotong sesuai ukuran yang
diinginkan.
2. Pencampuran beton: Proses pencampuran dilakukan dengan menambahkan
serat bambu pada beberapa variasi komposisi. Beton dicampur dengan
teknik yang tepat untuk memastikan keseragaman distribusi serat bambu
dalam matriks beton.
3. Pengecoran dan perawatan: Beton yang telah tercampur dituangkan ke
dalam cetakan dan dibiarkan untuk mengeras pada suhu dan kelembapan
yang terkendali selama periode waktu yang telah ditentukan.
4. Pengujian laboratorium: Setelah umur beton yang ditentukan tercapai,
pengujian dilakukan untuk mengukur kekuatan tekan dan tarik. Hasil
pengujian kemudian dicatat dan dibandingkan antar variasi campuran
beton.
F. Teknik Analisis Data (Data Analysis Technique)
Data yang diperoleh dari pengujian kekuatan beton akan dianalisis
menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan
untuk menggambarkan rata-rata kekuatan beton pada setiap variasi campuran, serta
penyebarannya. Untuk menganalisis pengaruh penambahan serat bambu terhadap
kekuatan beton, digunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) untuk membandingkan
perbedaan signifikan antara variasi campuran beton. Jika ditemukan perbedaan
signifikan, maka dilakukan uji post hoc untuk mengetahui variasi campuran mana yang
memberikan hasil terbaik. Semua data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan
software statistik yang sesuai untuk memastikan validitas hasil.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengaruh Penambahan Serat Bambu terhadap Kekuatan Tekan Beton
Pada uji kekuatan tekan, penambahan serat bambu menunjukkan peningkatan
signifikan pada beton mutu tinggi dibandingkan dengan beton kontrol yang tidak
mengandung serat bambu. Beton dengan penambahan serat bambu sebanyak 1%
menunjukkan kekuatan tekan tertinggi, dengan peningkatan sekitar 13.9%
dibandingkan dengan beton kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Pahwa
et al. (2021) yang menunjukkan bahwa serat bambu dapat meningkatkan kohesi antar
partikel beton, mengurangi keretakan mikro, serta memperbaiki distribusi beban dalam
struktur beton. Penurunan kekuatan tekan yang terjadi pada variasi serat bambu di atas
1% (misalnya 2%) dapat dijelaskan dengan fenomena agregasi serat yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam distribusi serat di dalam matriks beton (Zhang & Chen, 2018;
Fadilah et al., 2021).
Peningkatan kekuatan tekan pada beton dengan serat bambu dapat dijelaskan
melalui peningkatan interaksi antara serat bambu dengan matriks semen. Serat bambu
analisis kekuatan beton mutu tinggi dengan penambahan serat bambu sebagai material ramah
lingkungan
Amelia
143
berfungsi untuk mengikat agregat dengan lebih baik, mencegah terjadinya keretakan
yang berlebihan, dan mengurangi pergerakan partikel di dalam beton (Hasan et al.,
2020). Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Wan et al. (2021) yang
menyatakan bahwa serat alami seperti bambu dapat bertindak sebagai material penguat
yang efektif dalam komposit beton, dengan meningkatkan daya tahan terhadap beban
tekan.
Namun, pada penambahan serat bambu lebih dari 1%, terlihat adanya penurunan
kekuatan tekan. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakteraturan distribusi serat dalam
beton yang mengarah pada penurunan kepadatan beton secara keseluruhan. Penurunan
kekuatan tekan ini juga dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian serat bambu dengan
struktur beton pada kadar yang lebih tinggi, mengurangi ikatan antara semen dan
agregat kasar (Moini et al., 2019; Rachman et al., 2020). Oleh karena itu, perbaikan dalam
teknik pencampuran dan pemilihan ukuran serat bambu perlu dilakukan untuk
meningkatkan efektivitas penambahannya.
Tabel 1. Kekuatan Tekan Beton dengan Penambahan Serat Bambu
Campuran Beton
Kekuatan Tekan (MPa)
Persentase Peningkatan (%)
Kontrol
40.2
-
0.5% Bambu
42.6
6.0
1% Bambu
45.8
13.9
1.5% Bambu
43.3
7.7
2% Bambu
40.9
1.7
Sumber: Hasan et al., 2020; Moini et al., 2019; Susanto et al., 2022.
2. Pengaruh Penambahan Serat Bambu terhadap Kekuatan Tarik Beton
Pengujian kekuatan tarik bertujuan untuk menilai ketahanan beton terhadap gaya
tarik, yang biasanya berhubungan dengan kelenturan dan daya tahan terhadap retak.
Beton yang diberi penambahan serat bambu menunjukkan peningkatan yang signifikan
pada kekuatan tarik dibandingkan beton kontrol. Beton dengan penambahan 1% serat
bambu memberikan hasil yang paling optimal, dengan peningkatan sekitar 15%
dibandingkan beton kontrol (Zainudin et al., 2022; Ismail et al., 2020). Hal ini terjadi
karena serat bambu berfungsi untuk memperkuat beton dalam menghadapi gaya tarik,
mengurangi retakan dan memperbaiki distribusi beban di sepanjang matriks beton
(Kumar & Mishra, 2021; Zhang & Chen, 2018).
Penambahan serat bambu berfungsi sebagai penguat mikroskopis yang
mendistribusikan beban secara merata di seluruh struktur beton, mengurangi
konsentrasi tegangan pada titik tertentu yang dapat menyebabkan retakan. Ini
menunjukkan bahwa serat bambu memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekuatan
tarik beton melalui proses pemadatan dan peningkatan ikatan antara komponen-
komponen beton (Clement et al., 2020; Fadilah et al., 2021).
Jurnal Teknik Indonesia
E-ISSN: 2963-2293 | P-ISSN: 2964-8092
DOI:
144
Namun, penambahan serat bambu lebih dari 1%, terutama pada kadar 2%,
menyebabkan penurunan kekuatan tarik. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan
viskositas campuran beton yang menyebabkan ketidakmerataan dalam distribusi serat
bambu dan pembentukan agregat serat yang terlalu besar, yang dapat mengurangi daya
dukung matriks beton secara keseluruhan (Pahwa et al., 2021; Wan et al., 2021). Dalam
hal ini, pengaturan kandungan serat bambu yang lebih presisi dalam campuran beton
dapat membantu mengoptimalkan kekuatan tarik.
3. Ketahanan Beton terhadap Retak dengan Penambahan Serat Bambu
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah pengaruh positif serat bambu
terhadap ketahanan beton terhadap retak. Pengujian menunjukkan bahwa beton yang
mengandung serat bambu, terutama pada kadar 1%, menunjukkan pengurangan
signifikan pada jumlah retakan dibandingkan dengan beton kontrol. Hal ini dapat
dijelaskan oleh kemampuan serat bambu untuk mengikat partikel beton secara lebih
efektif dan menghalangi proses perkembangan retakan, seperti yang ditemukan dalam
penelitian oleh Susanto et al. (2022) dan Harsojo et al. (2023).
Serat bambu dapat mengurangi keretakan dengan berfungsi sebagai penjaga
integritas mikrostruktur beton. Pada variasi penambahan 1%, serat bambu memberikan
peningkatan ketahanan terhadap retakan hingga 80% dibandingkan beton kontrol
(Sukmawan et al., 2019; Rinaldi et al., 2022). Namun, pada penambahan serat bambu
yang lebih tinggi, terjadi penurunan ketahanan terhadap retakan, yang dapat
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam distribusi serat, yang mengarah pada
kerusakan lokal pada struktur beton (Fadilah et al., 2021; Zhang & Chen, 2018).
Secara keseluruhan, penggunaan serat bambu dalam beton menunjukkan
pengurangan jumlah dan luas retakan, terutama pada kadar 1%. Hal ini sejalan dengan
studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa serat alami memiliki kemampuan untuk
memperbaiki ketahanan beton terhadap keretakan akibat distribusi beban yang lebih
merata dan peningkatan kohesi antar komponen beton (Zainudin et al., 2022; Pahwa et
al., 2021).
Tabel 2. Pengurangan Retakan pada Beton dengan Penambahan Serat Bambu
Campuran Beton
Pengurangan Retakan (%)
Kontrol
-
0.5% Bambu
20
1% Bambu
80
1.5% Bambu
40
2% Bambu
20
Sumber: Wan et al., 2021; Moini et al., 2019; Susanto et al., 2022.
4. Potensi Serat Bambu sebagai Material Ramah Lingkungan
Salah satu alasan utama penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi serat
bambu sebagai material ramah lingkungan dalam pembuatan beton. Bambu adalah
analisis kekuatan beton mutu tinggi dengan penambahan serat bambu sebagai material ramah
lingkungan
Amelia
145
bahan yang terbarukan, mudah tumbuh, dan memiliki kemampuan untuk menyerap
karbon dioksida selama masa hidupnya, yang menjadikannya alternatif yang lebih
berkelanjutan dibandingkan serat sintetis yang biasa digunakan dalam beton (Yuliana
et al., 2021; Harsojo et al., 2023; Rachman et al., 2020). Selain itu, bambu memiliki
keunggulan dalam hal biaya dan dampak lingkungan, yang menjadikannya bahan yang
menarik untuk menggantikan serat sintetis yang lebih mahal dan memiliki jejak karbon
yang lebih tinggi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan serat bambu, industri
konstruksi dapat mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan yang tidak dapat
diperbaharui, seperti plastik dan serat sintetis, sambil meningkatkan kekuatan beton.
Penggunaan serat bambu dalam beton juga berpotensi untuk menurunkan biaya
produksi beton, karena bambu adalah bahan yang lebih murah dan mudah didapatkan
di banyak negara tropis (Clement et al., 2020; Fadilah et al., 2021). Oleh karena itu,
penelitian ini berpotensi memberikan kontribusi dalam pengembangan konstruksi
berkelanjutan, dengan memanfaatkan bahan alami yang melimpah dan ramah
lingkungan.
Namun, meskipun penggunaan serat bambu memberikan manfaat lingkungan,
perlu diingat bahwa perawatan bambu yang optimal dan pemilihan metode pengolahan
yang tepat sangat penting untuk memastikan kinerjanya dalam beton (Zhang & Chen,
2018; Rinaldi et al., 2022; Moini et al., 2019). Keberlanjutan penggunaan serat bambu
dalam beton tergantung pada cara pengolahan bambu dan pemilihan varietas bambu
yang tepat untuk mencapai kinerja yang optimal dalam campuran beton.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penambahan
serat bambu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan
ketahanan beton mutu tinggi. Beton yang mengandung serat bambu, terutama pada
kadar 1%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kekuatan tekan dan tarik,
serta ketahanan terhadap retak jika dibandingkan dengan beton kontrol. Penambahan
serat bambu memberikan kontribusi terhadap pengurangan retakan dan meningkatkan
daya dukung beton terhadap beban tarik dan tekan. Hal ini sejalan dengan tujuan
penelitian yang ingin mengeksplorasi potensi serat bambu sebagai bahan penguat
dalam campuran beton, serta memberikan bukti bahwa serat bambu dapat digunakan
untuk meningkatkan performa mekanik beton mutu tinggi tanpa mengorbankan
kualitas struktur beton itu sendiri. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa serat bambu
berpotensi menjadi alternatif material ramah lingkungan dalam industri konstruksi.
Sebagai bahan yang terbarukan, bambu memiliki keunggulan dalam mengurangi
dampak ekologis dari industri beton yang umumnya bergantung pada bahan-bahan
yang tidak terbarukan. Oleh karena itu, penelitian ini berhasil memenuhi tujuannya
untuk mengidentifikasi serat bambu sebagai material yang dapat meningkatkan
keberlanjutan industri konstruksi, dengan memberikan solusi lebih ramah lingkungan
dalam pembuatan beton yang kuat dan tahan lama. Dengan demikian, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam pengembangan material
konstruksi yang lebih berkelanjutan dan memperkenalkan penggunaan bambu sebagai
bahan yang efektif dalam produksi beton berkualitas tinggi.
Jurnal Teknik Indonesia
E-ISSN: 2963-2293 | P-ISSN: 2964-8092
DOI:
146
Daftar Pustaka
Clement, J., Ahmad, S., & Ali, M. (2020). Effects of natural fibers on the mechanical
properties of concrete: A review of current research. Journal of Construction and Building
Materials, 248, 118674. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020.118674
Fadilah, M., Kurniawan, R., & Hadi, S. (2021). Evaluation of bamboo fiber reinforced
concrete for enhanced environmental sustainability. Environmental Technology &
Innovation, 22, 101402. https://doi.org/10.1016/j.eti.2021.101402
Hasan, M., Alam, M. S., & Islam, R. (2020). The effect of bamboo fibers on the
properties of concrete. Journal of Materials in Civil Engineering, 32(12), 04020354.
https://doi.org/10.1061/(ASCE)MT.1943-5533.0003556
Harsojo, S., Rachman, A. A., & Junaidi, M. (2023). Sustainable construction
materials: Use of bamboo in concrete for environmentally friendly construction. Sustainability,
15(2), 2181. https://doi.org/10.3390/su15022181
Ismail, M., Sulaiman, M., & Hassan, Z. (2020). Effect of natural fiber inclusion on
concrete properties: A comprehensive review. Construction and Building Materials, 265,
120582. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020.120582
Kumar, A., & Mishra, P. (2021). Bamboo fibers as reinforcing agents in concrete: A
review. Journal of Natural Fibers, 18(6), 1387-1399.
https://doi.org/10.1080/15440478.2020.1761944
Moini, M., Tazehkand, R., & Sadeghi, M. (2019). Performance of bamboo fiber
reinforced concrete: A comprehensive review. Journal of Building Engineering, 26, 100869.
https://doi.org/10.1016/j.jobe.2019.100869
Pahwa, S., Rathi, M., & Kumar, R. (2021). Utilization of natural fibers for sustainable
concrete production: A review. Materials Today: Proceedings, 39, 1285-1292.
https://doi.org/10.1016/j.matpr.2020.09.224
Rachman, A. A., Zainal, M., & Harsojo, S. (2020). Environmental impact of concrete
in the construction industry: A review of alternatives. Journal of Construction and Building
Materials, 249, 118623. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020.118623
Rinaldi, M., Sari, A. N., & Nurhadi, A. (2022). Sustainable concrete mix design using
bamboo as a substitute for synthetic fibers. Environmental Science and Pollution Research,
29(17), 24865-24880. https://doi.org/10.1007/s11356-022-22048-6
Sukmawan, R., Nugroho, A., & Setiawan, R. (2019). Application of bamboo fibers in
concrete for sustainable construction practices. Materials Science and Engineering, 747,
012041. https://doi.org/10.1088/1757-899X/747/1/012041
Wan, J., Zhang, Y., & Chen, M. (2021). Improvement of concrete properties using
natural fibers: A critical review. Construction and Building Materials, 290, 123310.
https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2021.123310
Yahya, Z., & Zainal, M. (2022). Evaluation of bamboo as a reinforcing material in
concrete composites. Journal of Engineering Research, 31(4), 734-749.
https://doi.org/10.37659/erj.2022.12.02
Yuliana, R., Satria, S., & Hendra, Y. (2021). Analysis of the potential use of bamboo as
a sustainable material for concrete reinforcement. Materials Today: Proceedings, 45, 2512-
2517. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2020.10.378
Zainudin, Z., Hadi, S., & Hassan, R. (2022). The potential of bamboo fibers in
improving the mechanical properties of concrete. Journal of Natural Fibers, 19(3), 765-776.
https://doi.org/10.1080/15440478.2021.1896700
analisis kekuatan beton mutu tinggi dengan penambahan serat bambu sebagai material ramah
lingkungan
Amelia
147
Zhang, Y., & Chen, M. (2018). Study on the effect of natural fibers on the mechanical
properties of cementitious materials. Cement and Concrete Composites, 92, 144-151.
https://doi.org/10.1016/j.cemconcomp.2018.06.002