Analisis Tingkat Pelayanan Prasarana Sepeda Pada Kawasan Koridor Jalan Kota Kebumen Menggunakan Metode Blos
DOI:
https://doi.org/10.58860/jti.v2i4.256Keywords:
Analisis Tingkat Pelayanan Prasarana Sepeda, Penataan Kawasan Koridor Jalan, BLOS (Bicycle Level Of Service)Abstract
Aktivitas pembangunan yang berkembang pesat di kawasan koridor jalan pusat Kota Kebumen saat ini berdampak pada peningkatan arus hingga terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan. Terdapat 7 (tujuh) ruas jalan yang menjadi koridor utama di pusat Kota Kebumen, yaitu Jalan Soekarno Hatta, Jalan Merdeka, Jalan Mayjend. Sutoyo, Jalan Kusuma, Jalan S. Parman, Jalan Soeprapto dan Jalan Ampera. Permintaan transportasi dengan moda sepeda di kawasan ini cukup signifikan, karena banyaknya pengguna sepeda untuk mengakses kawasan sekolah serta perkantoran. Namun pola lalu lintas kondisi eksisting yang masih bercampur dengan kendaraan bermotor membuat potensi kerawanan pada aspek keselamatan yang cukup tinggi pada pengguna sepeda.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat pelayanan prasarana sepeda pada kawasan koridor jalan Kota Kebumen melalui observasi lapangan dengan cara : Mendapatkan data geometri ruas, data volume dan pencacahan lalu lintas (traffic counting) serta data kecepatan kendaraan bermotor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode BLOS (Bicycle Level of Service).Dari hasil analisis BLOS, maka dapat disimpulkan bahwa dari pengambilan data ke 7 ruas jalan yang terbagi menjadi 14 segmen masing-masing pengambilan data 3 hari yang berbeda yaitu hari Senin, Sabtu dan Minggu pada 3 waktu yang berbeda pagi, siang dan sore hanya 1 segmen yang nilainya A semua (lingkungan sangat baik untuk sepeda), selebihnya nilainya variatif dari A sampai F (lingkungan tidak aman untuk sepeda). Dari beberapa komponen faktor perhitungan BLOS yaitu traffic counting, persentase kendaraan berat, kecepatan kendaraan, perkerasan bahu jalan dan geometri jalan penyebab utama nilai BLOS tinggi (lingkungan tidak aman untuk sepeda) adalah persentase kendaraan berat memiliki nilai tertinggi dilanjutkan jumlah kendaraan yang tinggi, sedangkan untuk faktor lain seperti kecepatan kendaraan, perkerasan bahu jalan dan geometri jalan menyumbang nilai rata-rata atau pengaruhnya tidak terlalu signifikan.


